Headlines News :

Sonar, Software Pencari Berbasis Bahasa Indonesia

Image: Corbis
SURABAYA - Mahasiswa salah satu perguruan tinggi swasta (PTS) di Surabaya, Jawa Timur, berhasil membuat program Sonar, "Sound of News Paper Indonesia" atau  program tanya jawab  berbasis  bahasa Indonesia. Dalam proggram sonar ini, pengguna internet  bisa melakukan  pencarian berita sesuai yang diinginkan hanya dengan menggunakan kata kunci siapa, di mana, kapan, dan bagaimana.

Dengan kata kunci tersebut, pengguna internet bisa langsung menemukan berita yang dicari secara tanpa harus membaca artikel yang panjang lebar, seperti yang saat ini tersedia di berbagai mesin pencari (search engine).

Adalah Yongky Kartika,  mahasiswa Institut Sains Terapan dan Teknologi Surabaya (ISTTS) yang berhasil membuat program tersebut. Yongki memaparkan, untuk menggunakan Sonar, pengguna hanya tinggal mengetik kata kunci siapa, di mana, kapan, dan mengapa untuk menemukan artikel yang dicarinya. Tanpa harus  membaca artikel yang panjang , pengguna komputer bisa langsung menemukan berita yang dicari, dan langsung terpampang di kalimat pertama dengan warna yang berbeda.

"Misalnya kita mencari 'siapa' nama dewan pakar partai Nasdem. Dengan kata kunci 'siapa' tersebut, maka akan langsung menemukan nama orang yang dicari, tanpa harus membaca artikelnya, yaitu Hary Tanoesoedibjo," ujar Yongky, Kamis (30/8/2012)

Mahasiswa jurusan informatika angkatan 2008 ini mengaku, program buatannya masih memiliki kekurangan karena menggunakan sistem manual. Sistem ini mengharuskan Yongky memasukkan data atau berita secara manual sehingga membutuhkan waktu untuk mendapatkan berita terbaru. Seharusnya, kata Yongky, program ini bisa menggunakan program yang sudah terkoneksi dengan portal berita sehingga berita terbaru bisa langsung update. 

Gunawan, sang dosen pembimbing, berkata, untuk mengembangkan program Sonar ini Yongky harus mengunakan program tambahan yang bisa menghubungan dengan salah satu media online. "Dengan begitu, selain lebih update, berita yang diperoleh user juga lebih cepat diterima pembaca," ujar Gunawan.

Program berbasis internet dengan menggunakan bahasa Indonesia saat ini harus dikembangkan. Pasalnya, pengguna internet di Indonesia mencapai urutan ketujuh dunia. Program berbasis bahasa Indonesia ini akan lebih memudahkan pengguna dalam negeri sekaligus memberi wadah bagi  warga asing yang ingin memdalami bahasa Indonesia.(Nur Syafei/Sindo TV/rfa)

Dua Mahasiswa Asal Amerika Ikut Serta Diskusi Lintas Agama di UGM


Universitas Gadjah Mada dan Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) dengan Sembilan mahasiswa dari Amerika Serikat kemarin mengelar sebuah diskusi yang menyangkut pluralitas beragama bagi kalangan anak muda.

Kegiatan yang diadakan di Fakultas Filsafat UGM pada Kamis (27/9/2012) sore kemarin, Hastangka sebagai penggagas diskusi tersebut mengatakan kegiatan ini merupakan kegiatan rutin dilaksanakan tiap tahunnya oleh Pancasila Study Club.

Tujuan digelarnya diskusi ini mampu membangun kehidupan toleransi umat beragama lebih baik secara Global dan dapat menjalin kerjasama melalui dialog antar mahasiswa. “Serta bertukar kebudayaan dan pandangan tentang agama yang beragam,” ungkapnya.

Boydo Rajiv Hutagalung, mahasiswa dari Fakultas Teologi UKDW mengaku sebagai mahasiswa dirinya merasa penting untuk ikutserta dalam diskusi lintas agama.

Lewat diskusi akan mengetahui nilai-nilai dari agama lain yang sangat bermanfaat untuk diterapkan dalam kehidupan. Bahkan di fakultasnya, lebih banyak belajar tentang semua agama yang ada di Indonesia.

“Kita belajar ragam agama tapi dengan menghormati tanpa membandingkan agama-agama tersebut,” katanya.

Helena dan Lauren, dua mahsiswa dari Amerika mengatakan masyarakat Amerika terbagi dua dari masyarakat yang tidak religius hingga yang sangat religius.

Dia menyebutakan banyak agama yang berkembang di Amerika karena negara memberikan kebebasan pada warganya untuk menganut agama dan keyakinan masing-masing. “Negara tidak membatasi,” ujar Helen.

Gratis, Tutorial Mengaji dari UNY

Tim pembuat media tutorial membaca Alquran dari UNY. (Foto: dok. UNY)
JAKARTA - Meski mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam, kemampuan membaca kitab suci Alquran di antara kaum Muslim masih rendah. Padahal, berbagai metode belajar membaca Alquran telah dikembangkan banyak pihak, mulai dari yang berakar dari pendidikan tradisional, hingga metode kilat mahir membaca Alquran.

Perkembangan software pembelajaran membaca Alquran juga tidak jauh berbeda, pesat seiring pergerakan zaman. Salah satu partisipan dalam era software pembelajaran Alquran adalah tim kecil dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Tim yang digawangi oleh Alim Citra Aria Bima, Yusron Mubarok, dan Yetty Isna Wahyuseptiana ini mengusung penelitian bertajuk "Ngaji Yuk: Upaya Meningkatkan Kualitas Umat Muslim Indonesia Melalui Media Pembelajaran Tutorial Mengaji".

Yusron bertutur, kelahiran judul tersebut dilatarbelakangi oleh masih minimnya kemampuan membaca Alquran yang dimiliki kaum muslim di Tanah Air, padahal Alquran merupakan kitab suci umat Islam. Timnya pun mengembangkan media pembelajaran tutorial mengaji menggunakan Macromedia Flash.

"Program macromedia flash kami pilih karena mempunyai kemampuan yang lebih unggul dibanding software lain dalam menampilkan multimedia, gabungan grafis, animasi, suara serta interaktivitas user," kata Yusron, mahasiswa program studi (prodi) Pendidikan Teknik Otomotif UNY, seperti  dikutip dari laman UNY, Selasa (28/8/2012).

Keunggulan itu pulalah yang mengantarkan materi tutorial buatan tim unit kegiatan mahasiswa (UKM) Penelitian UNY ini menyabet gelar juara pertama dalam Lomba Karya Tulis Al Qur'an tingkat nasional besutran Jama’ah Masjid Manarul Ilmi, Jamaah Kerohanian Islam Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya, belum lama ini.

Menurut Alim, timnya menampilkan hal berbeda dalam lomba tersebut yakni dengan membidik peningkatan kualitas generasi qur’ani dengan dengan membuat media untuk membantu membaca Alquran. "Oleh juri, hal ini diapresiasi positif dan kami pun diberi masukan untuk pengembangan software yang dibagikan gratis pada masyarakat ini," ujar Alim.

Mahasiswa prodi Pendidikan Teknik Informatika ini memaparkan, tim lain pada umumnya mengupas tema tafsir Alquran yang lebih mendalam. Misalnya,  ada tim membahas manfaat sujud dalam salat yang dapat meredam emosi karena ada proses pelepasan elektron negatif. Tim lainnya, kata Alim, mengupas tuntas perihal menyusui anak selama dua tahun.

Yetty berujar, Lomba Karya Tulis Al Qur’an tingkat nasional ini mengusung tema "Alquran dan Teknologi sebagai Solusi Permasalahan Umat". Menurut mahasiswi prodi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Fakultas Ilmu pendidikan (FIP) UNY tersebut, lomba itu dihelat karena dilatarbelakangi keinginan untuk mendekatkan Alquran kepada manusia.

"Pada dasarnya Alquran tidak terpisah dengan sains dan teknologi, sehingga upaya memahami Alquran dapat meningkatkan ilmu dan pemahaman mengenai makna dari setiap ayat di Alquran dan menumbuhkan semangat untuk mengamalkan kandungan kitab suci ini," imbuhnya.(rfa)

Bisa Mencoba Baju Tanpa Datang ke Toko

Image: Corbis
SURABAYA - Kecanggihan teknologi memudahkan orang belanja. Orang yang belanja baju, tak perlu repot-repot datang ke toko untuk mencobanya. Karena alat canggih untuk mencoba baju telah diciptakan mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Komputer (Stikom) Hans Christianto Andhoko.

Karya mahasiswa S-1 ini memudahkan konsumen untuk mengetahui baju-baju di toko tanpa harus mendatangi toko tersebut. Alat ini juga bermanfaat bagi toko, karena baju yang dicoba konsumen tidak berserakan dan kotor. Alat canggih ini diberi nama "Aplikasi Etalase Toko Pakaian Interaktif Menggunakan Teknologi Sensor Gerak Microsoft Kinect".

Berkat karyanya, Hans, panggilan akrab Hans Christianto Andhoko berhasil mendapatkan special mentioned (juara III) dalam ajang Indonesia ICT Award (INAICTA) 2012. Mahasiswa ini mengikuti lomba dalam kategori application untuk mahasiswa perguruan tinggi. Hasil yang diperoleh cukup menggembirakan dan membawa nama baik almamater. "Kami sangat bangga dengan perolehan penghargaan ini," ujar Hans.

Hans menceritakan, untuk membuat peralatan canggih ini, tidak dibutuhkan banyak perangkat, cukup komputer atau laptop dan kamera kinect yang menggunakan sensor. Peralatan ini memiliki fungsi untuk mendeteksi pemakai atau konsumen yang mau mencoba baju. Cara kerja alat ini, komputer atau laptop nantinya dihubungkan dengan kamera kinect sensor. Hasilnya, konsumen yang mencoba baju akan kelihatan.

Jika ingin memakai peralatan ini, konsumen cukup menekan tombol kruser yang telah tersedia. Tidak perlu menunggu lama, hanya butuh waktu sekitar tiga detik. Kemudian terlihat berbagai tawaran dalam mencoba baju-baju yang telah tersedia di database.

"Peralatan ini hanya bisa mencoba baju bagus atau tidak. Cuma untuk mengetahui ukuran besar atau kecil masih belum bisa," katanya, kemarin.

Peralatan ini, ungkap dia, sangat cocok dimiliki toko, karena praktis dan tidak membutuhkan tempat atau rak baju yang banyak. Selain itu, pemilik toko bisa menawarkan berbagai baju yang dijual ke lokasi-lokasi yang diinginkan tanpa membawa baju, yang terpenting, baju-baju yang berada di dalam toko sudah dimasukkan dalam data base. Alat ini sangat membantu penjual baju untuk menawarkan berbagai koleksi baju kepada konsumen.

Misalnya si A memiliki toko baju di satu lokasi, dia bisa menawarkan koleksi-koleksinya ke tempat-tempat lain seperti di kantor atau lokasi yang biasa dibuat berkumpul bersama teman-teman. "Pembuatan peralatan ini tidak terlalu mahal, hanya membeli kamera kinect sekira Rp1,3 juta dan membeli laptop sekira Rp5 juta," beber Hans.

Dalam proses pembuatan alat ini Hans mengaku dibantu dua dosen pembimbingnya yakni Teguh Sutanto dan Anjik Sukmaaji. Kedua pengajar STIKOM ini sangat berperan dalam meraih penghargaan INAICTA 2012. Bahkan Hans masuk nominator delapan besar dari 186 karya mahasiswa se-Indonesia. "Saya sangat senang dengan penghargaan yang diperoleh Hans, tetapi dia harus mengembangkannya," pinta Anjik Sukmaaji.

Anjik menuturkan, sebagai upaya memberi motivasi kepada Hans, dia memberikan tantangan supaya mahasiswa STIKOM bisa mengembangkan peralatan-peralatan yang dimiliki. Misalnya melengkapi alat yang bisa terkoneksi antara baju dan harga yang ditetapkan. Selain itu, pengembangan diarahkan untuk mendeteksi ukuran baju yang akan dicoba. Seperti ukuran S, M, L,  atau XL. Ukuran-ukuran ini sebenarnya sudah masuk, tetapi masih belum sempurna. (arief ardliyanto/koran si)(//rfa)

Beasiswa Parsial S-1 dan S-2 ke UK, Siapa Mau?


Ilustrasi : CorbisJAKARTA - Keinginan melanjutkan pendidikan ke luar negeri tidak jarang harus terkubur lantaran ketiadaan biaya. Beruntung, saat ini peluang tersebut semakin luas karena banyak sponsor yang menawarkan program beasiswa baik parsial maupun penuh.

Salah satunya adalah Globe Education yang memberikan beasiswa parsial kepada pelajar Indonesia yang ingin berkuliah di salah satu perguruan tinggi negeri terkemuka di Inggris, yaitu University of Chester. Berdiri sejak 1839, Universitas of Chester kini menduduki peringkat empat dari 318 perguruan tinggi yang menerima aplikasi UCAS terbanyak di Inggris (berdasarkan UCAS 2011). Selain itu, berdasarkan The Independent University Guide 2012, universitas yang terletak di utara Inggris ini berada di peringkat pertama untuk tingkat kepuasan pelajar. Demikian, seperti dikutip dari siaran pers yang diterima Okezone, Selasa (7/8/2012).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh The Complete University Guide, kota Chester merupakan salah satu kota dengan tingkat keamanan terbaik di Inggris. Sehingga para pelajar asing tidak merasa was-was ketika menjalani perkuliahan yang jauh dari rumah Selain itu, menurut Sunday Times 2012, kota Chester ada dalam urutan ketiga kota dengan biaya hidup terendah di Inggris.

Melalui program beasiswa ini, para pelajar hanya membayar 60 persen dari total biaya kuiah. Untuk program S-1 di bidang Business Studies, pelajar akan menempuh pendidikan selama dua tahun dan cukup membayar 12.950 poundsterling hingga lulus atau sekira Rp191,4 juta (Rp14.700 per pounsterling). Dengan demikian, para pelajar cukup membayar Rp32 juta per semester setelah dipotong beasiswa.

Untuk program S-2, pelajar yang ingin mengambil gelar Master of Business Administration selama satu tahun, cukup mengeluarkan biaya kuliah 6.950 poundsterling yang senilai Rp102,7 juta hingga lulus. Selain itu, dibuka pula program Foundation bagi pelajar yang duduk di kelas 2 SMA untuk persiapan masuk ke jenjang S-1. Melalui program selama satu tahun ini, pelajar dikenakan biaya 4.950 poundsterling yang senilai Rp73,1 juta.

Para pelajar yang berminat dapat menghubungi perwakilan Globe Education di Indonesia atau email ke windhy@beasiswalondon.com.(mrg)

Kreasi Sepeda dari Alumunium Bekas


Foto : UGM
JAKARTA - Barang bekas seperti aluminium setelah rusak biasanya hanya akan berakhir di tempat sampah atau dijual ke pengumpul barang bekas. Namun di tangan dosen Jurusan Teknik Mesin dan Industri, Fakultas Teknik (FT) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Suyitno, alumunium bekas disulap jadi alat transportasi berupa sepeda.

Sepeda yang dikembangkan Suyitno memang unik. Tidak hanya karena berasal dari bahan daur ulang, sepeda yang diberi nama Castbike ini rangkanya dibuat melalui proses pengecoran. Padahal rangka sepeda pada umumnya dibuat dengan pipa yang disambung melalui proses pengelasan. “Pembuatan rangka sepeda dari pipa memerlukan bahan baku dan teknologi pengelasan yang relatif kompleks untuk produksi secara massal,” tutur Suyitno, seperti dikutip dari situs UGM, Kamis (13/9/2012).

Kenyataan tersebut mendorong Suyitno mencari alternatif proses produksi rangka sepeda dengan menggunakan teknologi pengecoran sederhana. Dengan teknologi cor sederhana itu diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada pipa dan pengelasan yang tergolong kompleks.

“Proses produksinya lebih sederhana dengan pengecoran ini. Selain itu, teknologi ini memberikan peluang kepada IKM di Indonesia untuk memproduksi rangka sepeda tanpa tergantung pada penggunaan pipa dan pengelasan yang rumit,” ungkap Suyitno.

Rangka sepeda Castbike tersusun atas tiga komponen, yaitu rangka depan, rangka samping kanan, dan rangka samping kiri. Ketiga komponen tersebut disusun dan disambung dengan menggunakan baut. Sementara, komponen rangka depan pada lubang dudukan sadel, lubang dudukan stang, dan lubang poros pedal dicetak pejal serta dilubangi dengan mesin bubut. “Perakitannya kami kerjakan sendiri,” ujarnya.

Saat ini Suyitno mengembangkan tiga buah model sepeda Castbike, yaitu jenis urban untuk laki-laki, urban untuk perempuan, dan model sepeda gunung. Dia pun menargetkan dalam sehari bisa memproduksi lima unit sepeda castbike. “Produksi sudah berjalan dan paten sudah diajukan. Semoga dalam waktu dekat bisa segera dirilis,” kata Suyitno.

Dalam pembuatan sepeda ini, Suyitno menggandeng industri kecil dan menengah (IKM) perajin aluminium yang berada di Giwangan, Yogyakarta. Sejumlah komponen seperti rangka, pedal, stang, dan stem yang digunakan merupakan hasil daur ulang cerdas sejumlah perajin aluminium. “Pembuatan sepeda ini melibatkan IKM dalam pembuatan komponen sepeda yang dibuat melalui proses daur ulang,” pria yang fokus menekuni kajian Metalurgi itu.

Metode daur ulang cerdas yang digunakan para perajin aluminium di Yogyakarta ini dikenalkan oleh Suyitno karena keprihatinannya terhadap pengrajin aluminium yang hanya menghasilkan produk yang seragam, yaitu peralatan rumah tangga secara massal. Kondisi tersebut menjadi dilematis saat bahan baku mengalami kelangkaan di pasaran dan perajin tidak bisa menaikkan harga jual sehingga terjadi kelesuan di sektor usaha tersebut.

Guna mengatasi situasi tersebut, dia pun menawarkan kepada perajin untuk melakukan diversifikasi produk hasil daur ulang aluminium. Dan hasilnya, dari pendampingan yang dilakukan sejak 2006 silam, para perajin aluminium tidak hanya memproduksi alat-alat rumah tangga seperti wajan, alat kukus, dan panci, tetapi juga menghasilkan barang lain seperti aksesoris dan perlengkapan kendaraan yang kini digunakan.

Castbike Suyitno terpilih sebagai salah satu dari 104 karya inovasi Indonesia paling prospektif di 2012 versi Business Innovation Center (BIC) Kemenristek RI. Kompetisi tersebut diikuti 2.519 karya inovasi dari berbagai bidang. Selain Suyitno, dosen Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) UGM Sri Rahayoe juga masuk dalam daftar tersebut dengan karya Mesin Pengolahan Gula Semut Berbasis Nira Kelapa.(rfa)

Mengenal Pjs Rektor UI


Foto : Margaret Puspitarini/okezone
JAKARTA - Penunjukan Dirjen Dikti Djoko Santoso sebagai pejabat rektor sementara (Pjs) di Universitas Indonesia (UI) oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh tentu bukan tanpa alasan. Pengalaman sebagai rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) mungkin menjadi salah satu nilai lebih Djoko.

Djoko menyandang jabatan rektor ITB pada 17 Januari 2005, menggantikan Kusmayanto Kadiman. Rektor ke-14 ITB ini mengakhiri masa jabatannya pada 29 Januari 2010 dan digantikan oleh Akhmaloka.

Pria kelahiran Bandung, 9 September 1953 itu menamatkan pendidikan sarjananya di Teknik Geologi ITB pada 1976. Kemudian pada 1979, Djoko melanjutkan pendidikan postgraduate diploma ke Negeri Sakura, Jepang di International Institute of Seismology and Earthquake Engineering.

Tidak berpuas diri, Djoko kembali melanjutkan pendidikan program master di Asian Institute of Technology, Bangkok, Thailand. Pada 1982, pria bertubuh kecil ini meraih gelar M.Sc. dari kampus tersebut. Sementara itu, gelar doktor dalam ilmu teknik diraih Djoko dari ITB pada 1990.

Dua puluh tahun berselang, tepatnya pada 15 Juni 2010, Djoko dilantik oleh Mendikbud M Nuh menjadi Dirjen Dikti Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Dia menggantikan Fasli Djalal yang saat itu diangkat sebagai Wamendikbud.

Kiprah Djoko di kampus teknik tertua di Indonesia itu sangat beragam. Dia mengawali karir sebagai dosen di ITB pada 1978 hingga akhirnya meraih jabatan akademik sebagai profesor dengan pangkat IV/e. Sebelum dilantik sebagai rektor ITB, Djoko merupakan ketua Senat Akademik ITB yang telah dijabatnya selama dua periode, yakni Januari 2002-Juli 2004 dan Juli 2004-Januari 2005.

Sejumlah jabatan penting di ITB juga pernah menjadi tanggung jawab Djoko. Mulai dari  Sekretaris Program Magister Geofisika Terapan (1986-1997), Ketua Prodi Teknik Geofisika (1989-1997), Ketua Program Magister Geofisika Terapan (1997-2003), Kepala Laboratorium Eksplorasi Sumberdaya Bumi, Departemen Teknik Geofisika ITB (2000-2005), hingga Pembantu Rektor II (1997-2001).

Selain mencurahkan diri dalam kehidupan akademis, Djoko turut berpartisipasi dalam sejumlah organisasi, terutama terkait dengan keahlian dan profesinya. Sebut saja Himpunan Ahli Geologi Indonesia (HAGI) yang pernah dipimpinnya periode 1998-2000. Djoko juga tercatat sebagai anggota Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) sejak 1976.

Tidak hanya di dalam negeri, Djoko juga berpartisipasi dalam komunitas atau organisasi internasional. Sejak 1995, Djoko tercatat sebagai anggota aktif Society of Exploration Geophysicist (SEG-USA), anggota aktif Australian Society of Exploration Geophysicist (ASEG) sejak 2000, serta menjadi anggota Environtmental and Engineering Geophysical Society (EEGSUSA) dan Southeast Asia Geotechnical Society (SEAGS) sejak 1982.

Bahkan, dosen teladan ITB 1977 itu juga aktif sebagai Adjunct Profesor di universitas luar negeri. Djoko aktif sebagai Adjunct Profesor di Curtin University of Technology, Australia sejak 1995 hingga sekarang serta Adjunct Profesor di Texas A&M University, College Station, AS pada 1995 hingga 2000.

Kecintaan Djoko terhadap ilmu dan publikasi karya ilmiah juga telah dimulai sejak dulu. Terbukti dia pernah menjabat sebagai Ketua Redaksi Buletin Geologi sepanjang 1979-1995, Ketua Redaksi Jurnal Teknologi Mineral (1990-1997), dan Kepala Penerbit ITB pada 1998.(mrg)
 

Bagaimana Anda Sebagai Mahasiswa ?

Tari Kreasi Mahasiswa Berasrama UPP PGSD PAREPARE

Copyright © 2012. Mahasiswa Indonesia - All Rights Reserved