Headlines News :
Home » » Sulap Limbah Minyak Goreng Menjadi Biodiesel

Sulap Limbah Minyak Goreng Menjadi Biodiesel

Written By Unknown on Kamis, 27 September 2012 | 18.40

Image: Corbis

SEMARANG - Tiga siswa kelas XI SMA 1 Kesatrian Semarang, Febriansyah Ramadhan, Hernanda Akautsar Rabbani, dan Amelinda Diana Patricia patut mendapat acungan jempol. Dari penelitian yang mereka lakukan, ketiganya berhasil menciptakan sumber energi baru berupa biodiesel dari limbah minyak goreng. Dari penelitian itu pula, mereka berhasil menyabet juara III pada Kelompok Peneliti Muda (KPM) Expo ke-7 yang diselenggarakan Universitas Negeri Jakarta (UNJ), baru-baru ini.

Ketiganya yang merupakan satu tim Kesatrian Science Club (KSC) ini harus berhadapan dengan 51 kelompok lain dari berbagai SMA di Tanah Air. Pada ajang tersebut, mereka mengangkat judul penelitian "Pemanfaatan Limbah Minyak Goreng Bekas Menjadi Biodiesel Menggunakan Katalis Enzim Lipase Hasil Isolasi dari Bekatul sebagai Alternatif Bio Energi Ramah Lingkungan".

Melalui penelitian tersebut, salah satu persoalan lingkungan akibat limbah minyak goreng yang umumnya dibuang ke saluran air dapat dimanfaatkan kembali menjadi biodiesel. "Biodiesel yang dihasilkan dari penelitian anak-anak mampu terbakar dengan sempurna. Hal itu teruji dari sejumlah tes yang dilakukan di laboratorium," beber Pembina, sekaligus Koordinator KSC, Edy Sulistyono, kemarin.

Dia menyebut, pada bidang penelitian, pihak sekolah secara serius ingin mencetak peneliti-peneliti muda dari siswanya. "Secara resmi di sekolah kami ada 70 tim peneliti yang dibentuk. Dari situ kemudian dilakukan seleksi ketat unuk dipilih satu mewakili sekolah pada ajang-ajang tertentu. Seperti yang baru-baru ini kami ikuti," ungkapnya.

Dari segi anggaran, pihak sekolah juga menggelontorkan dana Rp28 juta per tahun untuk membentuk para peneliti muda tersebut. "Bahkan, di lingkungan sekolah, setiap setengah tahun sekali diadakan lomba karya ilmiah remaja. Ini untuk mendorong kreativitas para siswa," imbuhnya.

Amelinda, anggota tim KSC menyebut, saat mengikuti KPM Expo, timnya tidak mengalami kesulitan berarti. Sebab, penelitian ini sebenarnya sudah dilakukan jauh-jauh hari sebelum pelaksanaan ekspo. Hasil penelitian yang mereka lakukan itu juga pernah diikutkan pada lomba serupa di Universitas Negeri Semarang (Unnes) awal September lalu.

"Pada saat itu kami baru berhasil menjadi nomor lima. Itu semua terjadi karena persiapan yang kami lakukan kurang matang. Dari kegagalan itu, kami kemudian memperdalam materi untuk memperbaikinya," ucap Amelinda. (susilo himawan/koran si)(//rfa)
Share this post :

Posting Komentar

 
Copyright © 2012. Mahasiswa Indonesia - All Rights Reserved